Friday 8 December 2017

Hidup itu Jangan Bulat, Nanti Digoreng Kayak Tahu Dadakan

Tags


Derai tawa ala santri menyelimuti acara 1st Santri Writer Summit yang diselenggarakan Kementrian Agama (Kemenag) RI bersama Komunitas Santri Nulis dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional di Auditorium Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia, Sabtu (28/10).

Dalam salah satu motivasi yang disampaikan salah seorang narasumber, Ibrahim Malik mengatakan, hidup itu jangan datar. Artinya, harus selalu berinovasi, melakukan perubahan. Ini yang harus dilakukan para santri.

Namun, dalam sesi tanya jawab, pesan tersebut disahut oleh narasumber di sampingnya, Abdul Wahab, yang masing-masing sama-sama alumni pesantren. Abdul Wahab yang akrab disapa Kang Abdu menimpali dengan khas jenakanya.

"Tadi dikatakan oleh Kang Ibrahim, hidup ini jangan datar, tapi kalau pesan saya, hidup ini jangan bulat!"
Sejenak hadirin diam, lalu pria kelahiran Tegal ini melanjutkan perkataannya, "iya, kalau hidup kita bulat, nanti kita akan digoreng dadakan". Derai tawa hadirin pecah serentak.

Ada hal lucu lain. Alumni pesantren yang pernah mengabdi di Papua dengan berita menebar kasih sayang bersama anjing ini memberikan sekitar 10 bungkus kenang-kenangan kepada para peserta seminar usai acara dengan beragam kuis.

Di bagian akhir kuis, Kang Abdu tampak kehabisan pertanyaan. Namun ia tak kehabisan akal, mengingat acara ini dihelat di UI Depok, ia bertanya kepada hadirin.

“Ya sudah, siapa Wali Kota Depok?”

Tidak seperti pertanyaan ringan sebelumnya yang menjadi rebutan, hadirin yang didominasi orang luar kota hampir semua diam. Tampak hanya ada satu wanita yang duduk di depan bagian kanan mengacungkan jarinya. 
“Ya kamu,” kata founder media Santri Online ini. 

“Idris Abdus Shamad,” jawab wanita yang ditunjuk.

Tampak Kang Abdu bingung. Dia lalu tanya orang-orang di sampingnya serta beberapa hadirin ternyata tidak banyak yang tahu. Dia sendiri tidak tahu siapa wali kota Depok itu. Sebab, ia juga tidak berdomisili di Depok.

Untungnya, satu fotografer dari unsur panitia yang berani dengan tegas membenarkan jawaban wanita tersebut. “Iya, benar, benar.” Hadirin pun kembali terpingkal-pingkal.


EmoticonEmoticon